
Mekaniknya Teguh Wiyono, di tangan pria berbadan tambun, motor built-up itu diubah buas melahap trek 800 meter lebih. Mekanik VI-Teg di Jl. Taman Malaka Selatan,

"Jarak 800 meter, patokan rasio kompresi nggak terlalu tinggi. Begitu juga gir rasio. Biasanya pakai perbandingan gir berat buat kejar rpm atas,” ujar Teguh yang katanya tak pernah ukur berapa pastinya perbandingan kompresi.

Ubahan ini memaksa boring diganti lebih besar juga panjang. Bahkan pen setang piston KTM terpaksa dibuat bos kanan-kiri agar pas di lubang pen piston punya Suzuki. Silinder blok bagian bawah pun terpaksa diganjal paking almu setebal 13 mm.
“Agar kompresi aman, kepala piston yang agak dome dipapas rata. Bahkan kubah diatur ulang agak cekung juga dibuat nut 0,3 mm pada bibir kubah. Sehingga di rpm tinggi enggak takut mentok," urai Teguh menjelaskan.

Diakui Teguh, kalau seputar head bukan hasil racikannya. Terutama durasi kem dan sudut klep. Semua komponen itu dari Thailand. Sedang di Indonesia tinggal atur ulang kompresi lewat ubahan seperti di atas.
Mengimbangi kemauan ruang bakar yang sudah diubah sedemikian rupa, debit gas bakar diatur karburator Keihin 34 mm dengan setingan spuyer 65/132.
Makin sip, transfer tenaga diatur gir rasio yang close. Kata Teguh sih, gir rasio bikinan Royo Bandung itu, kabarnya hanya menaik-turunkan jumlah mata driven gir. Seperti gigi 1 dari 33 jadi 31, 3 (24 jadi 25) dan 6 (26 jadi 25). “Sementara kalau gigi 2, 4 dan 5 masih tetap pakai ukuran standar. Miris!
DATA MODIFIKASI
Rantai keteng : Handmade
Klep : Suzuki Thunder 125
Koil : Yamaha TZR125
Kabel koil : Nology X-treme
CDI : LEK step 1
Aki : Tiger 2000
Per kopling : KTM250
Gir rasio : 32/17
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar & Saran