
Underbone 110 cc racikan Tomy Huang itu patahkan opini banyak orang soal riset motor bebek. Jelas-jelas, Tomy buktikan masih ada ruang yang bisa dikilik dari underbone 4-tak 110 cc. Murah pula!
Belakangan banyak tim mapan Yamaha bilang, aturan road race sekarang membatasi pengembangan riset mesin. Tapi Tomy pakai konsep baru. Paling utama membuat putaran mesin lebih enteng dan awet. Risetnya harus bikin kencang tapi murah!

Pertama, ia mengubah mekanisme pelatuk dengan pakai rocker-arm milik Honda Blade yang ada rollernya. "Putaran mesin lebih enteng karena low-friction. Kalau putaran enteng otomatis power naik. Sebab, gesekan menyita 20% potensi tenaga di kruk-as," jelas punggawa Bintang Racing Team (BRT) itu.
Cara ubahannya simpel. Tinggal plug-and play. Cukup geser posisi rocker-arm ke kiri dan pasang bushing. "Handicapnya poisisi kem tertidur. Jadi, agak susah bikin profilnya," papar Tomy yang menggunakan biller untuk mengubah kem.
Tomy mempertahankan limiter di rpm 14.000. Sebab, ketahanan maksimum piston di situ. "Kalau piston kuat, kruk-as kalah. Jadi boros. Makanya kita pakai con-rod Indoparts yang harganya separuh orisinalnya," papar pria berkacamata itu.

Ekses bensin oktan rendah, akselerasi jelek. Solusinya komponen pengapian dibuat enteng. Pengapian diubah jadi DC pakai magnet YZ. Balancer kanan dihilangkan agar enteng.
Terakhir, Tomy terapkan pendinginan efisien. Dipilih Federal Oil 10W-30. Friksi lebih rendah tapi tidak panas. "Dibanding Motul, Federal Oil lebih dingin 5-10 derajat Celcius," beber Tomy lagi.
Pantas, tunggangan Rey makin banyak lap makin kencang. Jadi masih ada peluang, kan? Ayo, jangan berhenti riset.
DATA MODIFIKASI
Muffler : AHRS
Klep : Intake 28, exhaust 23
Per Klep : Akutagawa
Karburator : Mikuni TM 24 mm
Kampas kopling : BRT
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar & Saran