Demo Site

Jumat, 06 Mei 2011

Upacara Adat Jawa Timur ( kebo - keboan )


Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Timur. Di sana terdapat sebuah suku bernama Using. Masyarakat suku Using adalah keturunan kerajaan Blambangan. Secara historis, Kerajaan Blambangan adalah kerajaan Hindu/Buddha terakhir di Jawa seperti halnya kerajaan Majapahit. Namun bedanya, kerajan Blambangan tidak pernah ditaklukkan oleh kekuatan Islam. 

 Namun setelah Majapahit runtuh, para petingginya melarikan diri ke Bali sampai membangun kerajaan di sana. Akhirnya Blambangan secara politik dan kultural menjadi bagian dari Bali. Itulah sebabnya banyak tradisi dan kesenian masyarakat Banyuwangi yang dekat dengan tradisi Bali. Salah satunya adalah kesenian kebo-keboan, yang merupakan salah satu upacara adat Jawa Timur khas masyarakat Banyuwangi.




Latar Belakang Sejarah 

Hingga saat ini, tak ada catatan pasti sejak kapan tradisi kebo-keboan ini dimulai. Namun yang pasti, tujuan diadakannya upacara kebo-keboan ini adalah untuk memohon tanah yang subur, panen yang melimpah, dan agar terhindar dari segala malapetaka.
Menurut cerita turun-temurun yang beredar di masyarakat, upacara kebo-keboan berawal saat dusun Krajan, salah satu desa di Banyuwangi tempat suku Using tinggal sedang mengalami musibah. Musibah tersebut berupa  pagebluk, yaitu wabah penyakit yang menyerang tanaman mereka sehingga mereka selalu gagal panen. Segala upaya telah dilakukan oleh masyarakat. Namun hasilnya nihil. Tetap saja wabah hama tersebut menyerang tanaman mereka.
Sampai suatu saat seorang sesepuh desa, bernama Buyut Karti mendapatkan petunjuk gaib untuk melakukan prosesi meniru perilaku kerbau yang membajak sawah, baik suara maupun gerak-geriknya. Ternyata usaha tersebut berhasil. Hama yang menyerang tanaman para petani dapat dihentikan. Sejak saat itulah kebo-keboan menjadi upacara adat yang selalu diperingati setiap tahun.

Waktu Pelaksanaan

Upacara kebo-kebon ini dilaksanakan satu tahun sekali, hari minggu antara tanggal 1 hingga 10 bulan Sura. Hal tersebut dengan mempertimbangkan bahwa hari minggu adalah hari libur sehingga sebagian masyarakat bisa mengikutinya. Adapun dipilihnya bulan Sura adalah bulan yang keramat berdasarkan kepercayaan sebagian masyarakat Jawa. 


Jalannya Prosesi 

Ada tiga tahapan dalam prosesi kebo-keboan ini, yaitu:
  1. Selamatan yang dipimpin oleh Kepala Dusun Krajan.
  2. Arak-arakan mengelilingi dusun Krajan yang diikuti oleh para sesepuh dusun, seorang pawang, perangkat dusun, dua pasang kebo-keboan, pemain musik hadrah, pemain barongan dan warga dusun Krajan. Mereka semua akan melakukan pawai ider bumi mengeliling dusun Krajan sambil membawa sesajen.
  3. Kebo-keboan di daerah pesawahan. Empat orang yang berperan sebagai kebo mulai memperlihatkan perilakunya yang mirip seperti seekor kerbau yang sedang membajak atau berkubang di sawah. Pada saat itulah, sebagian warga segera turun ke sawah untuk menanam benih padi.

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar & Saran

Mengenai Saya

Foto Saya
wido'e
“Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi, jika kamu masih tidak dapat melupakannya.”
Lihat profil lengkapku

ShoutMix chat widget

ShoutMix chat widget